Tata Cara Pengurusan STR Yang Terdapat Kesalahan Pengetikan

STR atau Surat Tanda Registrasi adalah hal yang wajib dimiliki oleh tenaga kesehatan termasuk oleh seorang perawat. Tapi untuk mendapatkan STR ini bukanlah perkara yang mudah, terlebih dahulu harus mengikuti ujian kompetensi. Setelah dinyatakan lulus ujian kompetensi baru lah STR bisa diterbitkan. Tapi setelah STR terbit, ada beberapa STR yang tidak sesuai dengan data diri si pemilik atau terdapat kesalahan dalam pengetikan. Seperti kasus yang dialami oleh penulis, pada bagian "jenis Kelamin" tertulis "perempuan", padahal yang seharusnya adalah "laki-laki" (karena pemilik STR adalah laki-laki). Bagaimana jika hal ini terjadi? Apakah STR ini masih bisa berlaku? Apa yang harus dilakukan?
STR yang bermasalah ini sebenarnya tetap berlaku, hanya saja perlu dilengkapi dengan surat keterangan perbaikan dari MTKP. Apa saja kelengkapan berkas yang perlu disiapkan untuk mengajukan permohonan perbaikan ke MTKP? Berkas yang perlu disiapkan adalah :
  1. Fotocopy ijasah 1 lembar
  2. Fotocopy STR yang bermasalah tadi
  3. Pas foto ukuran 4x6 2 lembar (diutamakan foto yang digunakan sama dengan foto yang terdapat di STR)
  4. Satukan kedalam map (opsional)
Setelah semua berkas diatas lengkap, langkah selanjutnya silakan bawa berkas tersebut ke dinas kesehatan provinsi bagian MTKP. Setelah sampai di MTKP, pada bagian adminnya, katakan kalau ingin mengambil surat keterangan perbaikan STR. Selanjutnya tinggal menunggu Surat keterangannya selesai dibuat.
Itulah langkah-langkah yang dilakukan jika STR bermasalah terutama kesalahan dalam pengetikan STR.
Jika ada sesuatu yang ingin ditanyakan silakan tulis di kolom komentar dibawah.

Rumus Mudah Menghitung BMI (Body Mass Index)

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan antara berat badan dan tinggi badan. 

BMI merupakan suatu rumus matematika dimana berat badan seseorang (dalam kg) dibagi dengan tinggi badan (dalam m²). 
BMI lebih berhubungan dengan lemak tubuh dibandingkan dengan indikator lainnya untuk tinggi badan dan berat badan. 

BMI bisa memperkirakan lemak tubuh, tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase yang pasti dari lemak tubuh. 
Hubungan antara lemak dan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Wanita lebih mungkin memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan pria dengan nilai BMI yang sama. Pada BMI yang sama, orang yang lebih tua memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan orang yang lebih muda. 

BMI yang sehat untuk dewasa adalah 18,5 - 24,9. 
BMI yang tinggi merupakan suatu ramalan kematian karena penyakit jantung dan pembuluh darah. 
Diabetes, kanker, tekanan darah tinggi dan osteoartritis juga merupakan akibat dari overweight dan obesitas yang sering ditemukan pada dewasa. 
Obesitas sendiri merupakan faktor resiko yang kuat dari kematian dini. 

Interpretasi nilai BMI untuk dewasa, tanpa memperhatikan umur maupun jenis kelamin: 
•  Underweight (berat badan kurang) : BMI <18,5 
•  Normal : BMI = 18,5 - 29,5
•  Overweight (kelebihan berat badan) : BMI >29,5
•  Obesitas : BMI 30 atau lebih. 

Rumus BMI :

BMI = Berat Badan (kg) ÷ Tinggi Badan (m)² 


Contoh : seseorang dengan berat badan 95 kg dan tinggi 185 cm. Berapakah BMInya?
jawab :
Dik : BB = 95 kg
TB = 185 cm = 1,85 m

BMI = BB ÷ TB² = 95 ÷ (1,85)² = 95 ÷ 3,42 = 27,7
Jadi, dapat disimpulkan bahwa BMI orang tersebut termasuk kedalam kategori normal

Mengatasi Tetesan Infus yang Macet

Bissmillahirrahmanirrahiim...
Assalamu alaikum wr. wb.



Tak bisa dipungkiri bahwa salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang perawat adalah memasang infus. Keterampilan ini sudah diajarkan selama masih menempuh pendidikan di bangku kuliah, jadi semua calon perawat sudah mengetahui standar operasional procedur (SOP) pemasangan infus. Saat di lapangan, baik itu masih berupa praktik kerja keperawatan (PKK) atau pun sudah bekerja memasang infus perawat sudah bisa memasang sesuai dengan prosedur kerja. Tapi bukan hanya memasang infus yang harus di ketahui oleh perawat, setelah pemasangan infus biasanya muncul beberapa masalah salah satunya bisa berupa tetesan infus yang macet. Apa yang harus dilakukan jika tetesan infus macet (tidak menetes) padahal hal ini tidak diajarkan selama di bangku kuliah??
mengatasi tetesan infus yg macet

Tetesan infus yang macet adalah hal yang paling sering terjadi pada pasien yang terpasang infus. Ini juga hal yang palig sering penulis temui selama melakukan praktik lapangan semasa kuliah dulu. Menghadapi hal ini membuat penulis kebingungan, karena kita hanya diajarkan bagaiman cara untuk memasang infus, tapi tidak diajarkan bagaimana mengatasi infus yang macet.
Berbagai pengalaman saya mengatasi infus yang macet saya peroleh dari rekan kerja baik itu dari senior, teman sebaya maupun dosen pembimbing saya rangkum di sini untuk dibagikan kepada teman-teman pembaca sekalian.

1. Posisi Botol Infus
Saat seseorang sedang terpasang infus, posisi botol infus adalah digantung lebih tinggi dari tubuh orang yang sedang infus. Hal ini dilakukan berdasarkan pada sifat dasar air (cairan) yaitu mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah. Saat menemui tetesan infus yang macet hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menambah ketinggian botol infus.

2. Posisi tangan yang terpasang infus
Pada umumnya infus dipasang di punggung tangan. Salah satu penyebab infus sering macet adalah karena selang infus yang ada di dalam vena terlipat karena posisi tangan tangan yang tertekuk. Untuk mengatasi hal ini cukup mengatur posisi tangan dalam keadaan lurus kemudian urut perlahan area sekitar aboket terpasang.

3. Ada bekuan darah dalam aboket
Salah indikasi yang menandakan adanya darah yang membeku di aboket adalah adalah adanya darah yang dapat dilihat lansung pada bolus infus. Faktor lain yang juga dapat menyebabkan bekuan darah pada aboket adalah karena posisi tangan yang lama tertekuk sehingga tetesan infus tidak mengalir yang menyebabkan darah membeku. Untuk mengatasi hal yang paling sering dilakukan adalah dengan melakukan spooling.

4. Flebitis

Flebitis adalah nyeri, kemerahan, panas dan bengkak pada area sekitar tempat infus terpasang. Flebitis biasanya terjadi jika infus sudah terlalu lama terpasang. Flebitis harus segera ditangani karena dapat menyebabkan si pasien mengalami demam. Satu-satunya tindakan yang harus dilakukan jika flebitis sudah terjadi adalah dengan meng-aff infus tersebut, kemudian memasang infus ulang di tempat lain.

Seseorang yang terpasang infus, maka infus itu sudah seperti menjadi bagian tubuhnya  yang membantu memenuhi kebutuhan cairan si pasien. Oleh karena itu menjaga agar cairan infus tetap menetes adalah hal yang  sangat penting. Jadi merupakan hal yang sangat penting bagi kita sebagai perawat untuk mengatasi jika tetesan macet. Nah itu adalah sebagian kecil dari cara yang dapat dilakukan jika menemui tetesan infus yang macet, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Wassalam....